KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah AWT yang telah melimpahkan rahmatnya serta
hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tetap terlimpah curahkan kepada
Nabi besar kita,Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya dan para sahabatnya serta
sampai kegenerasi berikutnya sampai akhir zaman.
Makalah ini dapat di selesaikan atas izin Allah SWT serta bantuan dan
dukungan dari dosen saya dan teman yang memberikan semangat dan motivasi kepada kelompok kami ucapkan
kepada Bapak Maman Supriyatman yang telah memberikan dorongan kepada saya
sehingga selesainya makalah yang saya buat dan saya menyadari bahwa dalam
penyusunan ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan saya dalam
ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas. Oleh karena itu saya harapkan kritik
dan saran dari dosen kami dan teman-teman semua.
Saya ucapkan terimakasih atas semua dukungan dan
bantuan yang telah memberikan pengetahuan yang berjudul “Landasan Pendidikan”. Semoga makalah ini dapa memberikan manfaat
dan menambah wawasan bagi para pembaca. Amin.
Cirebon, 31 Maret 2013.
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
BAB I................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Larat Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan Rumusan Masalah.............................................................. 1
BAB II................................................................................................. 2
PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Pengertian
Landasan Pendidikan.................................................. 2
B. Fungsi
Landasan Pendidikan........................................................ 5
C. Kajian Landasan Pendidikan......................................................... 5
BAB III................................................................................................ 9
Kesimpulan........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara daerah satu dengan
daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-pemikiran yang dianggap
sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang di perlukan.
Karenanya, banyak teori yang di kemukakan para pemikir yang bermuara pada
munculnya berbagai aliran pendidikan.
Sehubungan dengan adanya berbagai
aliran-aliran dalam pendidikan, berlanjut pada datangnya gerakan-gerakan pembaharun
dalam pendidikan itu sendiri yang mengembangkan tentang kajian-kajian yang
telah ada pada aliran pendidikan sebelumnya. Munculnya gerakan-gerakan dalam
pendidikan tersebut ditandai dengan munculnya tokoh gerakan pembaharu dalam
pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar yang
hendak ditelaah dalam makalah ini adalah:
1.
Apakah Pengertian Pendidikan?
2.
Apakah Fungsi Landasan Pendidikan?
3.
Apa sajakah Kajian Landasan
Pendidikan?
C.
Tujuan Masalah
Dari
rumusan masalah diatas mempunyai tujuan untuk:
1.
Mengetahui Pengertian Pendidikan.
2.
Mengetahui Fungsi Landasan Pendidikan.
3.
Mengetahui Kajian Landasan Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan
secara etimologi bisa di artikan Paedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri
dari kata ”PAIS” artinya anak, dan ”AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi
paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. Sedangkan secara
terminologi pendidikan (Padagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan,
sebagai berikut :
1.
John
dewey
Pendidikan
adalah proses pembentukan kecakapan – kecakapan fondamental secara intelektual
dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
2.
D.
R. MJ. Langeveld
Pendidikan adalah
pemberian bimbingan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan, dalam
pelaksanaan bimbingan diperlukan yang sengaja positif kearah tujuan yang
diinginkan. Sifat Pendidikan : Semua usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan
harus diberikan tertuju kepada kedewasaan anak didiknya.
3.
SA.
Bratanata dkk
Pendidikan
adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak
langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
4.
Ki
Hajar Dewantara
Pendidikan
adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak – anak, artinya menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi – tingginya. Selain itu pendidikan merupakan daya upaya untuk
memajukan perkembangan budi pengerti (pikiran) dan jasmani anak.
5.
Rousseau.
Pendidikan
adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi
kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
6.
UU
SPN 20/03
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuataan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasaan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
7.
Panggulowentah
(Jawa)
Pendidikan
berarti mengelola, mengubah kejiwaannya, mematangkan perasaan, pikiran,
kemajuan dan watak sang anak ( mengenai pemberian pengetahuan melalui pengajaran/onderwus).
8.
Educare
(Romawi Inggris)
Pendidikan
berarti mengeluarkan dan menuntun / membangunkan kekuatan terpendam atau
mengaktivkan kekuatan potensil yang dimiliki anak.
9.
Jumberansyah
Indar
Pendidikan
merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi baik
jasmani atau pun rohani sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat dan
kebudayaan.
10.
Edgar
Dalle
Pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap
untuk masa yang akan datang.
11.
JJ.
Rouseau
Pendidikan
merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa
kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa.
12.
Kingsley
Price
Pendidikan
adalah proses yang berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yang dipelihara
atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak muda atau dalam pembelajaran orang
dewasa.
13.
J.
Adler
Pendidikan
adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang
diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan
dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai
tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.
14.
John
S. Brubacher
Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia
dalam rangka penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam
semesta.
Jadi pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
B. Fungsi
Landasan Pendidikan
Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang
kokoh, maka prakteknya akan mantap, artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat
pilihan isi kurikulumnya, efisien dan efektif cara-cara pendidikan yang
dipilihnya. Dengan demikian landasan yang kokoh setidaknya kesalahan-kesalahan
konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga praktek
pendidikan diharapkan sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
C. Kajian Landasan Pendidikan
Landasan
pendidikan terdiri dari beberapa landasan, yaitu landasan filosofis dan sosiologis. Pengkajian tentang landasan
selalu diarahkan pada upaya dan permasalahan penerapannya.
1. Landasan Filosofis
Filosofis,
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang
artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu,
kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang
mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau
kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing
filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Demikian pula kajian yang dijadikan obyek telaahan akan berbeda selaras dengan
cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu.
Beberapa
ajaran Keilmuan filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu
adalah:
a. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang
sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya
kenyataan spiritual. Aliran materialism memiliki dua variasi yaitu materialism
dialektik dan materialisme humanistis.
b. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan
dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegensi. Variasi aliran ini
adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
c. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia
batin/rohani dan dunia materi merupakan hakitat yang asli dan abadi.
d. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang
tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relative tergantung
kepada kemampuan manusia.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme, Realisme,
Pragmatisme, Pancasila. Berbicara tentang landasan filosofis pendidikan
berarti berkenaan dengan tujuan filosofis suatu praktik pendidikan sebagai
sebuah ilmu. Oleh karena itu, kajian yang dapat dilakukan untuk memahami
landasan filosofis pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan filsafat
ilmu yang meliputi tiga bidang kajian yaitu ontologi, epistimologi
dan aksiologi. Menurut Tirtarahardja dan LaSulo(2005), landasan filosofis
bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut
keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai,
hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
2.
Landasan Sosiologis
Sosiologi lahir pada abad ke-19 di
Eropa, karena pergeseran pandangan tentang masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu
otonom dapat lahir karena terlepas dari pengaruh filsafat. Nama sosiologi untuk
pertama kali digunakan oleh August Comte (1798 – 1857). Sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok -kelompok dan struktur
sosialnya. Sosiologi mempunyai ciri-ciri yaitu:
a.
Empiris,
adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan
dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
b.
Teoritis,
adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya
yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
c.
Komulatif,
sebagai akibat dari penciptaan terus – menerus sebagai konsekuensi dari
terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori – teori itu akan
berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
d.
Nonetis,
karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu –
individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Sosiologi
pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas
sosiologi yang terdapat pada pendidikan.
Kegiatan
pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua
generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis
terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. Dengan
meningkatkan perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut, maka
lahirlah cabang sosiologi pendidikan.Untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat
yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya
menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus
dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
Dalam
kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut oleh pengikutnya:
a. Paham Individualisme
Individualisme
dilandasi teori bahwa manusia itu lahir merdeka dan hidup merdeka.
Masing-masing boleh berbuat apa saja menurut keinginannya masing-masing,
asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. Dampak individualisme menimbulkan
cara pandang lebih mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan
masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai pengembangan
diri, antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling berkompetisi
sehingga menimbulkan dampak yang kuat selalu menang dalam bersaing dengan yang
kuat sajalah yang dapat eksis.
b. Paham Kolektivisme
Paham
Berhadapan dengan paham di atas adalah paham kolektivisme yang memberikan
kedudukan yang berlebihan kepada masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara
perseorangan hanyalah sebagai alat bagi masyarakatnya.
c. Paham Integralistik
Masing-masing
anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis
merupakan masyarakat. Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut
paham integralistik yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat:
1) kekeluargaaan dan gotong royong, kebersamaan,
musyawarah untuk mufakat.
2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup
bermasyarakat.
3) negara melindungi warga negaranya.
4) selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban. Oleh
karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia
orang perorang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya.
Ahmadi, Abu & Uhbiyati, Nur. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar