Rabu, 17 April 2013

LANDASAN PENDIDIKAN



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah AWT yang telah melimpahkan rahmatnya serta hidayahnya  sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tetap terlimpah curahkan kepada Nabi besar kita,Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya dan para sahabatnya serta sampai kegenerasi berikutnya sampai akhir zaman.
Makalah ini dapat di selesaikan  atas izin Allah SWT serta bantuan dan dukungan dari dosen saya dan teman yang memberikan semangat  dan motivasi kepada kelompok kami ucapkan kepada Bapak Maman Supriyatman yang telah memberikan dorongan kepada saya sehingga selesainya makalah yang saya buat dan saya menyadari bahwa dalam penyusunan ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan saya dalam ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas. Oleh karena itu saya harapkan kritik dan saran dari dosen kami dan teman-teman semua.
Saya  ucapkan terimakasih atas semua dukungan dan bantuan yang telah memberikan pengetahuan yang berjudul “Landasan Pendidikan”. Semoga makalah ini dapa memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Amin.



       Cirebon, 31 Maret 2013.  


 Penyusun
                                                                                      




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................      i
DAFTAR ISI........................................................................................     ii
            BAB I...................................................................................................     1
PENDAHULUAN...............................................................................      1
A.    Larat Belakang..............................................................................     1
B.     Rumusan Masalah..........................................................................    1
C.     Tujuan Rumusan Masalah..............................................................    1
            BAB II.................................................................................................      2
 PEMBAHASAN..................................................................................      2
A.    Pengertian Landasan Pendidikan..................................................      2
B.     Fungsi Landasan Pendidikan........................................................      5
C.     Kajian Landasan Pendidikan.........................................................     5
            BAB III................................................................................................       9
Kesimpulan...........................................................................................      9
DAFTAR PUSTAKA



  


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara daerah satu dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang di perlukan. Karenanya, banyak teori yang di kemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan.
Sehubungan dengan adanya berbagai aliran-aliran dalam pendidikan, berlanjut pada datangnya gerakan-gerakan pembaharun dalam pendidikan itu sendiri yang mengembangkan tentang kajian-kajian yang telah ada pada aliran pendidikan sebelumnya. Munculnya gerakan-gerakan dalam pendidikan tersebut ditandai dengan munculnya tokoh gerakan pembaharu dalam pendidikan.

B.     Rumusan  Masalah
            Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar yang hendak ditelaah dalam makalah ini adalah:
1.      Apakah Pengertian Pendidikan?
2.      Apakah Fungsi Landasan Pendidikan?
3.      Apa sajakah Kajian Landasan Pendidikan?

C.     Tujuan  Masalah
Dari rumusan masalah diatas mempunyai tujuan untuk:
1.      Mengetahui  Pengertian Pendidikan.
2.      Mengetahui  Fungsi Landasan Pendidikan.
3.      Mengetahui Kajian Landasan Pendidikan.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian  Pendidikan
Pendidikan secara etimologi bisa di artikan Paedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata ”PAIS” artinya anak, dan ”AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. Sedangkan secara terminologi pendidikan (Padagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai berikut :
1.    John dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan – kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
2.      D. R. MJ. Langeveld
Pendidikan adalah pemberian bimbingan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan, dalam pelaksanaan bimbingan diperlukan yang sengaja positif kearah tujuan yang diinginkan. Sifat Pendidikan : Semua usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan harus diberikan tertuju kepada kedewasaan anak didiknya.
3.      SA. Bratanata dkk
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
4.      Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak – anak, artinya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya. Selain itu pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pengerti (pikiran) dan jasmani anak.
5.      Rousseau.
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
6.      UU SPN 20/03
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuataan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
7.      Panggulowentah (Jawa)
Pendidikan berarti mengelola, mengubah kejiwaannya, mematangkan perasaan, pikiran, kemajuan dan watak sang anak ( mengenai pemberian pengetahuan melalui pengajaran/onderwus).
8.      Educare (Romawi Inggris)
Pendidikan berarti mengeluarkan dan menuntun / membangunkan kekuatan terpendam atau mengaktivkan kekuatan potensil yang dimiliki anak.
9.      Jumberansyah Indar
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi baik jasmani atau pun rohani sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat dan kebudayaan.
10.  Edgar Dalle
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.


11.  JJ. Rouseau
Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa.
12.  Kingsley Price
Pendidikan adalah proses yang berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yang dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak muda atau dalam pembelajaran orang dewasa.
13.  J. Adler
Pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.
14.  John S. Brubacher
Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta.
Jadi pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

B. Fungsi Landasan Pendidikan
Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat pilihan isi kurikulumnya, efisien dan efektif cara-cara pendidikan yang dipilihnya. Dengan demikian landasan yang kokoh setidaknya kesalahan-kesalahan konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga praktek pendidikan diharapkan sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat dipertanggungjawabkan.
C. Kajian Landasan Pendidikan
Landasan pendidikan terdiri dari beberapa landasan, yaitu landasan filosofis dan  sosiologis. Pengkajian tentang landasan selalu diarahkan pada upaya dan permasalahan penerapannya.
1.    Landasan Filosofis
Filosofis, berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan obyek telaahan akan berbeda selaras dengan cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu.
Beberapa ajaran Keilmuan filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
a.       Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialism memiliki dua variasi yaitu materialism dialektik dan materialisme humanistis.
b.      Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegensi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
c.       Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi merupakan hakitat yang asli dan abadi.
d.      Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relative tergantung kepada kemampuan manusia.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila. Berbicara tentang landasan filosofis pendidikan berarti berkenaan dengan tujuan filosofis suatu praktik pendidikan sebagai sebuah ilmu. Oleh karena itu, kajian yang dapat dilakukan untuk memahami landasan filosofis pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan filsafat ilmu yang meliputi tiga bidang kajian yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi. Menurut Tirtarahardja dan LaSulo(2005), landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
2.    Landasan Sosiologis
Sosiologi lahir pada abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pandangan tentang masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu otonom dapat lahir karena terlepas dari pengaruh filsafat. Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August Comte (1798 – 1857). Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok -kelompok dan struktur sosialnya. Sosiologi mempunyai ciri-ciri yaitu:
a.    Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
b.    Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
c.    Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus – menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori – teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
d.   Nonetis, karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu – individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. Dengan meningkatkan perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut, maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.Untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut oleh pengikutnya: 
a.    Paham Individualisme
Individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahir merdeka dan hidup merdeka. Masing-masing boleh berbuat apa saja menurut keinginannya masing-masing, asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. Dampak individualisme menimbulkan cara pandang lebih mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai pengembangan diri, antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat selalu menang dalam bersaing dengan yang kuat sajalah yang dapat eksis.
b.    Paham Kolektivisme
Paham Berhadapan dengan paham di atas adalah paham kolektivisme yang memberikan kedudukan yang berlebihan kepada masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah sebagai alat bagi masyarakatnya.
c.    Paham Integralistik
Masing-masing anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis merupakan masyarakat. Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat:
1)      kekeluargaaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat.
2)      kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat.
3)      negara melindungi warga negaranya.
4)      selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia orang perorang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.






DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Ahmadi, Abu & Uhbiyati, Nur. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar