RAHASIA SHALAT DHUHA
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah :
Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Indrya Mulyaningsih, M.Pd
Oleh :
Haryanti
(14121110057)
Jurusan PAI B / Semester 1 (satu)
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2012/2013
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Waktu Dhuha adalah waktu yang tepat dan sangat baik untuk
mendekat kesisi Allah SWT. Maka luangkanlah waktu untuk memulai pekerjaan dan
membuka hari dengan Shalat serta
berdzikir kepada Allah SWT. Shalat Dhuha menyimpan
nilai takwa kepada Allah SWT, inilah salah satu dari sakian banyak keutamaan Dhuha.
Takwa itu dapat mempermudah datangnya Rejeki bagaikan air hujan turun. Syarat
untuk mendapatkan nilai takwa perlu niat dan amal (perbuatan) yang
sungguh-sungguh yaitu Istiqamah.
Orang
yang tertidur dan bermalas-malasan saat
Pemilik Rejeki membagi-bagikan Rejeki, maka tidak akan mendapat bagian. Bagian
Rejeki yang diperoleh hanya sebatas
takdir yang ditulis ketika dalam kandungan, namun orang yang terjaga (selalu
siap) ketika matahari terbit maka akan
mendapat jatah Rejeki tambahan. Shalat Dhuha mempunyai keistimewaan yang
dapat menjemput Rejeki yang telah
dijanjikan Allah SWT dan Shalat Dhuha dapat membuka tabir misteri dan
kejaiban misteri.
Jadi tidak ada alasan lagi
bagi seorang muslim yang mempunyai tujuan hidup untuk mendapatkan Ridha
Allah SWT meninggalkan shalat Dhuha karena kesibukan duniawi kecuali karena
kelalaian dan kebodohan sendiri.
B.
Rumusan dan Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan penelitian
ini adalah ‘Apa Rahasia Shalat Dhuha’ yang
terkandung dalam Shalat Dhuha.
C.
Tujuan Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan dari perumasan yang perlu diketahui
yaitu, ‘Apa Rahasia Shalat Dhuha’ yang terkandung dakam Shalat Dhuha.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan pada pagi hari
antara pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah raka'at shalat
dhuha minimal dua rokaat dan maksimal dua belas raka'at dengan satu
salam setiap dua raka'at.
Shalat Dhuha ialah shalat
sunnah dua raka’at atau lebih, sebanyak-banyaknya duabelas raka’at.
Shalat ini dikerjakan pada waktu dhuha, yaitu waktu matahari naik
setinggi tombak kira-kira pukul 8 atau 9 sampai tergelincir matahari (Sulaiman ,
2012: 147). Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan pada
waktu pagi hari, diwaktu matahari sedang naik. Sekurang-kurangnya shalat ini
dua rakaat, boleh empat rakaat, delapan rakaat dan dua
belas rakaat (Imran, 2006).
Menurut Muhammad (2008: 26-39) Perintah Shalat dhuha ialah
dikerjakan dipagi hari. Tidak sore hari atau malam hari. Ini mengandung bahwa
manusia dipagi hari harus mengawali
hidup dengan jiwa bersih. Membuka dunia dengan semangat dan harapan agar Allah SWT
melimpahkan kesejahteraan hidup. Shalat dhuha disamping memacu semangat
hidup, karena merupakan kunci hari ini atau kunci dunia seisinya, juga sebagai
sarana untuk mencapai kekayaan hati. Melalui shalat dhuha seseorang dipacu
untuk bersemangat untuk berikhtiar dan disertai pula harapan besar dari Allah
SWT yang akan membukakan pintu rahmatNya.
Rifa’i ( 2009: 84) berpendapat Shalat
Dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan seorang muslim ketika
waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik
kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga
waktu dzuhur. Jumlah raka’at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau
12 raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam.
Sedangkan menurut Lahmuddin (1998: 117) jumlah rakaat yang
sebaik-baiknya bagi shalat dhuha ialah delapan raka’at sesuai
dengan haditr Ummu Hani binti Abi Thalib R.A. bahwa Nabi melakukan shalat
dhuha delapan rakaat.
Seperti hadits
Rasulullah SAW yang di riwayatkan
At-Tirmidzi dan Ibnu Majjah“ barang siapa shalat dhuha duabelas rakaat,
Allah akan membuatkanistanya baginya disurga”. (Faqih, 1995).
2.
Cara mengerjakan Shalat
Dhuha
Menurut (Muhammad,
2008: 54) Apabila telah merasa bersuci secara
lahir dan batin, lalu menutup aurat, maka segeralah menghadap Allah SWT. Dia adalah
Pemilik Kunci rejeki. Hari itu kita
berharap untuk mendapatkanya sehingga setiap hajat (keinginan) terkabulkan.
Menjumpai Allah dalam shalat dhuha seperti halnya dengan shalat-shalat
lain. denagn menghadap kiblat kemudian
caranya yaitu:
Niat اُصلى سنة الضحى ركعتين لله تعالى, Takbir , Membaca surat alfatihah
kemudian dilanjutkan membaca suran As-Syamsu , Ruku’ , I’tidal
(bangun dari rukuk) , Sujud pertama, Duduk diantara dua sujud, Sujud kedua, Berdiri
pada rokaat kedua dengan membaca al-fatihah dilanjutkan membaca surat ad-duha, Ruku’,
I’tidal (bangun dari rukuk), Sujud pertama, Duduk diantara dua sujud, Sujud
kedua, Duduk tahiyat, Salam, Do’a.
3.
Hakikat Rahasia
b.
Tarekat
1)
2)
a. Rahasia Berdiri tegak
Imam (2007: 38-39) berpendapat Bagi orang yang
mampu berdiri tegak dalam shalat merupakan keharusan. Namun berdiri
tegak sendiri bukanlah segala-galanya. Dia bukan tujuan akhir dari shalat.
Sebab masih ada ruku’, sujud, duduk dan salam. jadi perjalanan masih
panjang. Ketika anda berdiri dalam
shalat anda dianjurkan untuk menghadap ketempat sujud. Hal ini menunjukan agar
ketika kita mencapai kesuksesan (berdiri), berada pada posisi puncak, anda pula
harus melihat ketanah (yang menunjukan bahwa manusia akan kembali ketanah).
Melihat ketanah mengajarkan kita tidak lepas dari akar keberadaan,hilangnya
keseimbangan dan hilangnnya spiritual dalam diri sendiri. Boleh jadi kita kaya
materi,tapi bisa jadi miskin hati,hampa merana jiwanya.
Hasan Al-Bashri menasehati demikian, ”Apabila
engkau berdiri untuk shalat,berdirilah sebagaimana yang diperintahkan oleh
Allah. Jangan engkau bermain-main, jangan pula engkau menoleh kesana kemari.
Janganlah ketika Allah menghadapkan pandangan pandangaNya kepadamu, justru kamu
melihat keselainNya, atau ketika engkau memohon surga kepadaNya dan berlindung
kepadaNya dari neraka, sementara hatimu lalai dan tidak mengetahui apa yang
engkau katakan oleh lisanmu.” kesuksesan sejati adalah ketika kita berhasil
meyakini semua ini adalah milik Allah SWT, yang membuat kita tawadhu dan rendah
hati, terus menerus membersihkan hati dan terus meningkatkan kemampuan untuk
mempersembahkan yang terbaik, yang terlihat dari kemuliaan akhlak sampurnaya
amal dengan hati yang ikhlas.
b. Rahasia Ruku
Menurut Muhammad (2008: 74) Ruku’ adalah rangkaian shalat
yang dikerjakan setelah selesai membaca ayat Al-Qur’an, disunnahkan
mengangkat kedua tangan, lalu membungkuk dan memegang kedua lutut dengan
merenggangkan jari-jari. Punggung diusahakan sama rata tinggi antara kepala dan
tulang punggung. Sedangkan menurut Imam Musbikin (2007:60-61) ruku’ sekurang-kurangnya
bagi bagi orang yang shalat berdiri, menunduk kira-kira tanganya sampaim
kelutut, sebaiknya, hendaknya menunduk betul-betul sampai datar (lurus) tulang
punggungya dengan leher, serta meletakan kedua telapak tangan ke lutut. Itulah
gambaran orang yang ruku’. Semua ulam madzhab bahwa ruku’ adalah wajib
dalam shalat. Namum mereka berbeda pendapat tentang wajib atau tidak thuma’ninah
didalam ruku’,yakni semua anggota harus diam, tidak bergerak. Namun
menurut ulama Hanafi, yang diwajibkan hanya semata-mata membungkukan badan
dengan lurus, dan tidak wajib thuma’ninah. Sedangkan madzhab yang lain
menyatakan wajib membungkukan sampai kedua telapak tangan orang yang shalat itu
berada pada kedua lututnya dan juga diwajibkan berthuma’ninah dan diam (tidak
bergerak) ketika ruku’.
Hadits Nabi yang diriwatkan Abu Dawud dan
An-Nasa’i ” sesungguhnya shalat salah seseorang diantara kamu itu tidak
sempurna, sebelum orang itu menyemputnakan wudhu’nya sebagaimana yang telah diperintahkan
oleh Allah,lalu membesarkam Allah , memujiNya dan memuliakanNya serta membaca
ayat yang mudah baginya dari ayat-ayat Al-Qur’an yang telah diajarkan dan
izinkan oleh Allah kepadanya, kemudian bertakbir dan berruku’ serta meletakan
kedua tanganya sehingga tulang-tulang sendinya menjadi tenang dan lapang”. Ruku’
melambangkan posisi yan tengah-tengah. Posisi masa-masa kejayaan dan
kebangkrutan. Sebuah posisi keseimbangan
yang menggambarkan kita harus hidup dalam sedang-sedang. Bila kaya tidak membuat
kita sombong, namun jika kita jatuh miskin kita tidak berkeluh kesah. Begitu
pula antara penghasilan dan pengeluaran harus seimbang, inilah yang sebenarnya
disebut dengan zuhud, karena hidupnya diliputi ketentraman jiwa.
c. Rahasia i’tidal
Muhammad (2008: 74) berpendapat apabila kita telah
berdiri sempurna, maka itulah yanng dinamakan i’tidal. Berdiri dikala i’tidal adalah
untuk memiji Allah SWT. Menegaskan pujian dan mengakui kehambaan kita kepadaNya.
Ketahuilah disaat kita menyatakan syukur yang lebih dalam kepada Allah. Bahwa para malaikat berbarisuntuk mendengarr
pujian kita dan berlomba menulis pahala yang paling awal. Dalam sebuah hadits,
riwayat Bukhari ”bahwa ada salah seorang
sahabat Nabi SAW, yang shalat dibelakang beliau SAW.ketika beliau mengucapkan ’sami’allahu
liman hamidah’ (Allah mendengar siapa yang memujinya), sahabat lalu
berkata,’rabbana walakal hamdu hamdan kasiran thoyyiban mubarokan fiihi (Wahai
Allah, Tuhanku, segala puji bagiMu. Segala puji yang banyak, baik dan diberkahi
didalamnya).ketika selesai shalatnya Nabi bertanya,”siapakah yang mengucaokan
tadi?” Jawab sahabat itu,”saya wahai Rasul.” Rasulullah berkata,” Saya telah
melihat tigapuluh lebih malaikat berlomba siapa diantara mereka yang menulis
paling awal.”
d. Rahasia Sujud
Menurut Muhamad Nuh ( 2008: 76) Secara
lahiriah gerakan sujud adalah menempelkan kening dan hidung diatas tanah,
dengan kedua tangan bertumpuh ditanah. Posisi kepala kita lebih rendah
dibandingkan pantat kita.
Sujud merupakan rahasia shalat, rukun
yang paling agung serta sebagai ritual penutup tersebut. Peletakan wajah dan
kepala yang dimuliakan dalam sehari-hari menunjukan sikap pengagungan
kemuliaanNya dan menyatakan kehinaan diri kita. Sesungguhnya manusia mempunyai
hawa nafsu yang cenderung membuat congkak (sombong). Sifat sombonglah yang
membuat jarak antara manusia dengan Allah menjadi jauh. Atau kita mempunyai
kecenderungan nafsu untuk memiliki sesuatu lebih banyak tetapi lupa bahwa yang
memberi nikmat dan rahmat adalah Allah SWT. Sujud adalah sarana pendekatan yang
palingafdhol kepada Sang Pemilik rejeki. Rasulullah SAW bersabda, ”Keadaan
terdekat seorang hamba dengan tuhannya adalah pada saat ia bersujud. Oleh karena
itulah perbanyak berdo’a didalamnya.” H.R.Muslim. sungguh Allah adalah Dzat
Yang Maha Pemurah dan Maha Bijak. Dikala kita merendahkan diri dalam sujud dan
merasa hina, Dia justru meninggikan derajat kita. Sebagaimana diterangkan dalam
hadits, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”ketahuilah, tidaklah kalian melakukan
satu sujud kepada Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajatmu satu tingkat
dan menghapuskan satu kesalahanmu.”
e. Rahasia Tasyahhud
Menurut Muhammad (2008: 80) duduk tasyahud
adalah duduk bersimpuh dihadapan Allah SWT. Untuk menyampaikan pujian
kepadaNya, membaca shalawat untuk NabiNya dan memohon apa yang kita inginkan.
Sedangkan menurut Musbikin (2006: 134) duduk terakhir dalam shalat dengan
duduk yang lebih khusyu’, rendah hati dan tenang dalam posisi duduk
berlutut dengan membaca kalimat tauhid. Hendaklah kita duduk ini, dilakukan
dengan penuh penghormatan yang paling sempurna dan utama. Pada duduk tasyahud
ini mengandung tiga bagian yaitu: (a). Bagian yang berisi pujian kepada Allah
Dzat yang berhak dipuji. (b). Bagian yang berisi shalawat dan salam kepada
Rasulullah SAW. (c). Bagian yang berisi do’a-do’a bagi mushalli.
Ketiga bagian yang dipakai sebagai etika
ketika berdo’a selanjutnya orang yang berdo’a tidak tergesa-gesa dalam meminta
kebutuhanya sebelum meminta kebutuhanya kepada Allah SWT dan membaca shalawat
kepada Nabi SAW, sebagai mana yang dikatakan sahabat Abdullah: ”Rasulullah SAW
mengajari kami, ketika kami duduk dalam dua rakaat untuk mengucapkan’
penghormatan-penghormatan itu hanya untuk Allah, dan shalawat yang baik dan
salam kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan berkahNya bagimu.
Keselamatan semoga tetap kepada kita dan hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad itu hamba Allah dan
utusanNya”. (H.R. An-Nasa’i).
Diantara bacaan tasyahud adalah kalimat tauhid
sebuah kalimat yang didalamnya mengandung kekuatan bagi siapa saja yang
mengucapkanya dengan tulus dan resep bagi orang-orang yang mengalami
kebangkrutan dalam usaha.
PENUTUP
A. Simpulan
Salah satu bukti cinta dan
belas kasih Rasulullah SAW terhadap umatnya adalah beliau menganjurkan dan
memberi teladan dalam menjalankan shalat sunnah kepada kita sebagai tambahan
dalam beribadah dan bertaqarrub kepada Allah SWT. Anjuran dan teladan
ini tidak lain kecuali agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW ingin menyelamatkan umatnya dari kerusakan-kerusakan dalam
kehidupan dan agar mereka sampai kepada posisi puncak keimanan.
Shalat sunnah disyariatkan kepada umat
islam, tak lain agar orang mukmin semakin dekat kepada Allah, karena ia
merupakan salah satu dari pemberian Tuhan yang sangat besar Nilainya.
Diantara shalat-shalat sunnah yang disyariatkan dalam islam adalah shalat
dhuha, yaitu shalat sunnah yang terdiri dari dua raka’at atau
lebih, sebanyak-banyaknya dua belas raka’at, ketika waktu dhuha, yakni
ketika waktu naiknya matahari setinggi tombak atau kira-kira jam 8 atau jam 9
hingga tergekincirnya matahari.
Meskipun Shalat Dhuha waktunya dikerjakan bersamaan pada waktu
umumnya orang-orang sedang bekerja di waktu pagi, namun shalat dhuha
bukanlah suatu penghambat bagai tercapainya target pekerjaan. Sebaliknya, shalat
dhuha merupakan salah satu kunci tercapainya prestasi dalam kerja. Sebab
dalam islam tidak ada satupun syariat yang dapat membuat kerugian, tapi malah
menguntungkan. Hal ini tergantung diri kita sendiri. Mampu atau tidakkah kita
menyelami hikmah yang ada di dalamnya.
Namun yang pasti Allah SWT telah menyatakan dalam firman-Nya yaitu:
”Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): ” Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha suci engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka ( Q.S.: Al-Imran;191)
B. Rekomendasi
Sebagai manusia biasa yang
jauh dari kesempurnaan dan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, maka
kami mohon kepada rekan-rekan mahasiswa dan ibu dosen kiranya dapat mengoreksi
makalah ini, jika terdapat kesalahan-kesalahan baik dalam penyajian materi
maupun segi penulisan yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan
sehingga dapat menjadi bahan acuan bagi penulisan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Makasari Yusuf Taj, rahasia-segala-hakikat, http:
//alifbraja. blogspot. Com (diunduh 29-11-2012, 12:15 WIB).
Dalil, Faqih, 1995. Pedoman Dasar Agama
Islam, Apollo, Surabaya.
Imran,M, 2006. Penuntun
Shalat Dhuha, Karya Ilmu, Surabaya.
Musbikin, Imam.2007. Rahasia
Shalat Dhuha, Mitra Pustaka. Yogyakarta.
Nasution,Lahmuddin.
1998. Fiqh 1, Logos, Cirebon.
Nuh,Muhammad, 2008. Bertambah
Kaya Lewat Shalat Dhuha,Mitrapress, Bandung
Rasjid,Sulaiman, 2012.
Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung.
Rifa’i, Moh. 2009. Kumpulan Shalat-Shalat Sunnat, CV Toha
Putra, Semarang.
Sanusi,
Ahmad, shalat-dhuha-dalam-sebuah-tinjauan, http://sanoesi. wordpress.Com (diunduh 28-11-2012, 10:43
WIB).
Rafaqo, rahasia-dan-keutamaan-shalat-dhuha,http://
wordpress.com ( diunduh 28-11-2012, 11:23)